Deburan air yang menabrak karang terdengar jauh dipesisir pantai, menyisakan buih-buih ombak yang mengalir lambat di sela-sela batu. Gemerisik dedaunan yang terbang dipermainkan angin bergerak menelusup di antara pepohonan yang berbaris rapat di dalam hutan. Jalan setapak yang melintasi hutan ditumbuhi rumput dan semak belukar, beberapa pohon tumbang menghalangi jalan, mempersempit jarak yang ada.
Bunyi langkah yang bergerak perlahan menelusuri jalan setapak itu tak henti-hentinya terdengar. Seolah-olah ada belasan manusia yang berusaha berpindah dari satu titik menuju ujung yang tidak sabar mereka lihat. Belasan manusia yang membawa segenggam harapan mengenai sesuatu yang akan mereka temui di ujung sana. Sesuatu yang mereka rasa adalah sesuatu yang berharga. Sesuatu yang sengaja mereka cari hingga menyisihkan waktu, tenaga, bahkan uang untuk mencapai tempat itu. Manusia-manusia itu adalah manusia yang haus akan perjalanan, haus akan petualangan, dan juga haus akan pertemanan. Bergabung dalam sebuah rombongan yang tidak terlalu mereka kenal, namun sama sekali tidak menjadi masalah karena toh mereka memiliki satu tujuan. Tujuan sederhana untuk mengenal alam.
Perjalanan yang cukup memakan waktu. 45 menit di bawah naungan pepohonan yang menelusupkan cahaya keemasan matahari yang mulai menenggelamkan diri. Rasa lelah itu terlupakan saja ketika mereka sampai di ujung penantian sana. Pepohonan yang rimbun dan rapat tergantikan dengan padang rumput yang dikelilingi tebing dan batu karang. Cahaya matahari tak lagi bersinar malu-malu, namun dengan lantang menyinari rumput yang menghampar. Deburan ombak tak lagi terdengar jauh dan dengan berani menghantam karang yang berdiri kokoh melindungi daratan. Manusia-manusia itu bergerak menyebar. Mencari tempat menarik bagi mereka masing-masing. Berkumpul di sana sambil melihat pemandangan yang disuguhkan alam, menikmati dengan cara mereka masing-masing, mungkin hanya dengan berdiam diri, berlari kesana kemari, atau mengambil gambar sebagai kenang-kenangan....
Perjalanan yang cukup memakan waktu. 45 menit di bawah naungan pepohonan yang menelusupkan cahaya keemasan matahari yang mulai menenggelamkan diri. Rasa lelah itu terlupakan saja ketika mereka sampai di ujung penantian sana. Pepohonan yang rimbun dan rapat tergantikan dengan padang rumput yang dikelilingi tebing dan batu karang. Cahaya matahari tak lagi bersinar malu-malu, namun dengan lantang menyinari rumput yang menghampar. Deburan ombak tak lagi terdengar jauh dan dengan berani menghantam karang yang berdiri kokoh melindungi daratan. Manusia-manusia itu bergerak menyebar. Mencari tempat menarik bagi mereka masing-masing. Berkumpul di sana sambil melihat pemandangan yang disuguhkan alam, menikmati dengan cara mereka masing-masing, mungkin hanya dengan berdiam diri, berlari kesana kemari, atau mengambil gambar sebagai kenang-kenangan....
No comments:
Post a Comment