Monday, September 30, 2013

13th: Perjalalan ke Negeri Tirai Bambu (Part 1)

Helloo, woorrllldd!! Long time without any news about happy-happy. Berapa kali kalau saya kilas balik, yang sedih syahdu selalu. Malesin yak. Hehehe.

Memang sudah lamaaa sekali rasanya saya tidak menceritakan pengalaman traveling saya. Perjalanan terakhir dengan ongkos backpacker yang saya lakukan itu, lebih kurang tepat 2 tahun yang lalu. Sudah lama sekali yaa. Naah, sekarang saya mau pemanasan lagi aah, cerita ceriti mengenai pengalaman heng out ke Negeri Tirai Bambu.

Namanya juga anak-anak kampung yang tiba-tiba dapat kabar untuk ditugaskan untuk berkunjung ke Cina.  Jelas lah saya bahagia tralalala. Dapat kesempatan gratis-tis berkunjung ke sana dengan alibi melihat perkembangan kilang LNG Mini. Hehehe, saya beneran kerja kok disana, nyambi lihat-lihat dunia luar. Asoiii.

Ada banyak lokasi yang saya kunjungi saat itu, dimulai dari Timur nya Cina hingga ke Barat Lautnya. Dari Shanghai hingga ke Mongolia. Berbagai macam bangunan, kebudayaan, dan perbedaan sudut pandang saya lihat di sana. Mulai dari ketinggalan pasmina, koper dibongkar sampai kehilangan sekotak jarum pentul.

1. Hangzhou, Kota Paling Romantis di Cina
Perjalanan dengan lama penerbangan total 6 jam akhirnya berakhir juga. Dengan membawa satu tas punggung, saya bersama dengan penumpang lain berbaris di konter imigrasi yang panjang mengular. Namanya baru pertama keluar dari regional Asia Tenggara, saya masih nyambi celingak celinguk melihat manusia-manusia yang sibuk sendiri mengisi lembar kedatangan.

Sampai disana, saya bukannya berselonjor di kasur, tapi langsung berganti baju dengan pakaian formal demi melanjutkan kunjungan ke salah satu kontraktor yang ada di Cina, tanpa mandi tentunya pemirsa. Buahahha. Perjalanan tersebut ditujukan ke sebuah kota yang memakan waktu 3 jam dengan kendaraan darat. Yap, 6 jam di udara plus 3 jam di darat tidak menyurutkan niat kami untuk dinas. Luar biasaa. "Mau gimana lagi yaa?" hehe.

Setelah haha hihi dengan si kontraktor, plus makan siang, plus kunjungan ke sebuah workshop, akhirnya acara tersebut rampung jam 5 sore. Kita pun melakukan perjalanan selama 1.5 jam menuju pusat kota Hangzhou. Benar sekali, tepat di Pusat Kota itulah Hotel saya berada. Syukuuur deeh, saya jalannya atas nama kantor. Kalo nggak manalah kuat hidup dengan biaya mahal begitu. Huahahaha.

Tempatnya luar biasa. Sangat teratur dan tersusun rapi. Ada berbagai macam moda transportasi di sana. Karena saya dan teman menggunakan jilbab, jelaslah kadang-kadang kita menjadi center of attention. Beda sendiri dari orang-orang yang berpakaian minim. Masalah komunikasi, parah banget. Jaraaang banget penduduk setempat yang mau diajak berkomunikasi dengan Bahasa Inggris, ujung-ujungnya kami berlaga menggunakan bahasa rimba.

Perasaan asing yang seru itu muncul saat saya dan teman saya berencana melakukan perjalanan singkat sore itu. Melihat-lihat danau yang katanya menjadi pusat wisata di daerah itu. Kata mereka, hanya memakan waktu 10 menit dari lokasi hotel yang kami tempati. Dasar oneng dan nggak tahu arah, plus sinyal tak punya, karena saya nggak langsung membeli nomor setempat, jadilah kita melakukan perjalanan dengan meraba-raba. Jalan saja kemana kaki melangkah. Walhasil, hari itu kami sama sekali tidak menemukan lokasi danau yang dicari, tetapi malah sampai ke sebuah lokasi lain yang juga dipenuhi penduduk setempat yang sedang bersantai.

Kiri kanan jalan disuguhi etalase mobil-mobil dengan merek terkenal. Mulai dari Porsche, Ferrari, BWM, sampai mobil lokal Cina yang tidak kalah mutakhirnya. Gedung-gedungnya juga tinggi dengan jalan setapak yang aman untuk pejalan kaki. Bahkan disediakan juga terowongan untuk melakukan penyebrangan dari bawah tanah. Tapi sayang sungguh disayang, kalau kalian berusaha bertanya, mereka akan menatap kalian aneh. Heloooo!!! Berasa jadi salah tingkah deeh. Kadang-kadang bertanya dalam hati, mereka nggak ngerti atau mereka nggak mau tahu, atau mereka merasa aneh dengan kain yang menutup kepala kami ini. Hahaha, whatever lah. Mengpa kami mencoba bertanya, karena melihat tanda dijalan tak membatu. "Waah ini ada Danaunya, tapi cara lihat petanya gimana ya? Ini posisi kita dimana sih? Trus arahnya mesti kemana?" begitulah percakapan bodoh dengan teman saya, sambil tertawa. Menertawakan kenyatan kocak ini.

Tapi tak masalah. Tempatnya oke punya kok. Tempat yang salah tuju tadi. Setengah jam saja kami habiskan dengan berpose di sana. Berhubung hari sudah mulai menghitam.


Esok harinya, barulah kami sempat berkunjung ke Danau West Lake ini. Malamnya juga ding. Berjalan-jalan sebentar setelah ditraktir makan malam di restoran Italia setempat. Begah lah perut pokoknya. Porsinya bejibun. Hoek dah buat perut orang Indonesia. Hahahha. Tempatnya memang luaaaar biasa indah kalau dilihat pada pagi hari. Udara di danau sangat segar, makin segar lagi, saat kami kunjungi sedang hujan deras nan lebat.

Waktu itu, saya dan teman saya jalan sama dua orang rekan seperjalanan lain. Heboh lah, heboh masing-masing maksudnya. Hehehe. Semua spot didatangi, karena memang bener-bener indah, bersih dan sejuk. Semua tempat disusun detail dan terlihat sekali perawatannnya. Katanya si pemandu kami, seenak jidat ngangkat orang jadi pemandu, Hangzhou merupakan kota paling romantis se Cina, banyak orang memilih lokasi ini untuk menghabiskan waktu berbulan madu. Beruntungnyaa sayaaa, nggak harus bulan madu dulu untuk bisa ke sini. Hahaha.

Bersambung...

No comments:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...