Suara pendingin ruangan itu berderak-derak dengan keras mengisi keheningan yang menelusup di tengah malam 12 Juli 2011. Suara musik instrumental di belakang ruangan terdengar sayup-sayup. Detik jam terus bergerak pada porosnya membentuk sebuah lingkaran setiap 60 detik.
Aku hanya diam membisu menatap layar komputer yang perlahan-lahan membentuk sebuah kalimat tak bermakna. Mencoba membentuk kembali puing-puing memori yang sudah dilalui hingga malam ini dalam kata per kata hingga bermuara pada sebuah cerita. Tentu saja, yang kuharapkan adalah sebuah cerita yang bermakna. Berulang kali kuhapus kata yang kurasa tidak sesuai, tidak pantas, tidak layak. Mencabik-cabik kalimat yang telah terbentuk kembali menjadi kalimat tanpa makna.
Perlahan tapi pasti, jarum jam terus bergerak tanpa ragu. Mengarahkan waktu atau malah waktu yang mengarahkannya. Waktu yang terus berdetak meninggalkan potongan-potongan kisah di masa lalu. Dalam kebisuan ini, tidak ada yang bisa menghalangi waktu untuk bergerak. Memperlihatkan kekuasaannya bahwa dia tak dapat dikalahkan. Apa aku bisa mengejar waktu? Aaah, aku tak ingin kalah dengan waktu. Aku mau seperti waktu, tidak terpengaruh akan apapun. Tidak akan pernah mengalami fluktuatif. Apakau pernah melihat waktu tiba-tiba menjadi cepat, atau tiba-tiba menjadi lambat. Tidak!! Karena waktu memiliki ritmenya sendiri. Aku ingin seperti waktu yang terus berjalan meski ada rintangan.
Hahaha, apakah terlalu berlebihan? Kurasa tidak. Karena waktu terus berjalan, dan mengingatkanku bahwa umurku pun semakin berkurang. Oh Tuhan, jika aku teringat hal ini aku semakin takut. Tuhan, tolonglah kau ridhoi apa yang aku lakukan, karena aku tidak akan bisa menjadi lebih baik tanpa izin Engkau. Tuhan, waktu yang terus berlari ini terus mengingatkanku akan diri-Mu. Oh Tuhan, tolong ridhoi agar aku tidak lagi menyia-nyiakan waktuku mulai hari ini. Semua pasti bisa asal Engkau meridhoiku.
Dan suara sayup-sayup musik instrumental itu terdengar semakin jauh, derak mesin pendingin ruangan pun tidak lagi mengganggu. Dini hari telah menyambut, dan tanggal pun telah berganti. Waktu telah menunjukkan kekuasaannya di hening dini hari.
Hahaha, apakah terlalu berlebihan? Kurasa tidak. Karena waktu terus berjalan, dan mengingatkanku bahwa umurku pun semakin berkurang. Oh Tuhan, jika aku teringat hal ini aku semakin takut. Tuhan, tolonglah kau ridhoi apa yang aku lakukan, karena aku tidak akan bisa menjadi lebih baik tanpa izin Engkau. Tuhan, waktu yang terus berlari ini terus mengingatkanku akan diri-Mu. Oh Tuhan, tolong ridhoi agar aku tidak lagi menyia-nyiakan waktuku mulai hari ini. Semua pasti bisa asal Engkau meridhoiku.
Dan suara sayup-sayup musik instrumental itu terdengar semakin jauh, derak mesin pendingin ruangan pun tidak lagi mengganggu. Dini hari telah menyambut, dan tanggal pun telah berganti. Waktu telah menunjukkan kekuasaannya di hening dini hari.
No comments:
Post a Comment