Sunday, November 3, 2013

Friend of Fren

"Mbak, kapan pulang?"
"Mbak ada di kosan?"
"Mbak, mau kemana hari ini?"

Itulah, bbm yang selalu kukirimkan kepadanya, jika rasa bosanku membumbung tinggi
Aku tak terlalu paham dengan jenis pertemanan yang terjadi di antara kami
Walaupun kadang dia membuatku kesal dan merasa sulit untuk memujiku,
Well, sebenarnya aku juga sering membuatanya kesal, kami memang sulit terlihat mesra sebagai teman. Memikirkannya saja sudah membuatku mual. Yang ada adalah perang argumen dan tak mau kalah yang diiringi dengan dada yang naik turun, nada suara yang tinggi dan berakhir dengan tawa terpingkal-pingkal
Tetapi yang kutahu dia selalu ada untukku
Untuk hal yang rasanya akan membuang waktu jika dia telaah dengan baik
Sama sekali tak ada untungnya baginya

Aku akan merengek-rengek kepadanya melaporkan bahwa charger laptopku rusak
Dan dia, pasti akan memarahiku, karena sudah merusak barang tersebut
Tidak sekali dua kali aku merusaknya
Sudah kurusak benda itu hingga kali ke empat
Sampai dia murka dan lelah lagi-lagi untuk menemaniku membeli benda yang sama
Meski marah dan terlihat terganggu, aku tahu dari sorot matanya bahwa dia terlihat geli

Aku akan datang kepadanya berlagak bak tamu tak diundang
Dan menggelinding di kamarnya sambil merecokinya
Tak bosan aku ke kamarnya, padahal 8 jam sebelumnya kami berada di kantor yang sama dan duduk bersebelahan
Ya, aku yang sering ke kamarnya. Dia hanya ke kamarku, jika benar-benar dalam kondisi darurat atau sedang menyeprot nyamuk

Aku akan selalu menjadi si tukang protes menyebalkan ketika duduk di bangku menumpang dan melihat temperamennya ketika berkendaraan
Atau dengan semangat memaksanya mendandaniku ketika aku harus pergi ke pesta
Dia sangat paham jenis makanan apa yang kusukai
Memesankannya dengan dosis yang tepat
Berbalik jengkel ketika aku menyebarkan aura menyebalkan
Atau merasa berat mengakui bahwa dia sedikit sedih waktu aku bertanya padanya jika aku mengambil tawaran pekerjaan yang sempat ku dapatkan kemaren
"Hmmm, sedih juga sih. Tapi gapapalah, mungkin kalau kau nggak ada. Aku jadi pendiam"
Pernyataannya membuatku terpingkal-pingkal. Seolah-olah, akulah penyebab dia menjadi cerewet seperti sekarang

Yang jelas, yang kutahu
Dia selalu ada untukku dan aku akan berusaha begitu juga
Dia bertindak seperti seorang kakak, walau kutahu akan sulit baginya unuk mengakui
Seperti diriku, tidak ada pengakuan dalam bentuk kasih sayang secara lisan
Hal itu hanya akan menyebabkan kami berakting tercekik dan terserang mual
Dia akan menghalau kelakuanku, jika saja aku mencoba menggodanya
Wajahnya berjengit ngeri memandangku. Tentu saja, aku akan meneruskannya sambil terbahak-bahak

Untuk itu aku menuliskannya disini
Karena sebelum ini, aku baru saja mengiriminya bbm
Bosan di kamar dengan kekosongan

Kadang, kita menemukan keluarga ketika jauh dari keluarga itu sendiri
(November 3, 2013)

No comments:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...