Misscall melantunkan theme song "Pirates of Carribeannya Johnny Depp" yang ke-5 kalinya itu akhirnya membangunkan saya. Jam pada BB memperlihatkan pukul 05:28 WIB pagi. Sedikit bermalas-malasan saya bergerak ke kamar mandi dan berwudhu untuk menunaikan solat subuh.
Ada sebuah janji dengan Lia. Berlari pagi setelah hampir setahun tidak pernah berolahraga. Rumah yang dekat untuk Lia, dan tak ada teman untuk berlari untuk saya adalah alasan utama mengapa kami jarang berolahraga di Sabtu pagi. Dan selepas saya solat, dia sudah datang dengan pakaian larinya. Ada bunyi bbm di bb saya, pasti dari Lia tadi, jadi saya tidak repot-repot membacanya, toh dia sudah di depan saya.
Percakapan bodoh dalam masa lari pagi dimulai. Mulai dari apa yang akan kami lakukan jika tiba-tiba direkrut jadi anggota Badan Intelijen Nasional hingga kelakuan anjing hitam centil melewati anjing lainnya.
Saat saya melemperkan pertanyaan bodoh itu ke Lia, dia dengan songgongnya menjawab "kalau tiba-tiba gw direkrut jadi anggota BIN, hal pertama yang akan gw lakukan adalah beli kacamata hitam".. Hahha, what a brilliant idea.
Perjalanan masih terasa menyenangkan, saat saya menceritakan mengapa saya tiba-tiba melepas cincin saya, meskipun dia tidak bertanya. Topik itu terlompat saja di benak saya. Pacarnya Lia menasehati saya untuk tidak menggunakan cincin di jari manis kiri saya. Saat itu, geng backpackeran kita sedang mengadakan perjalanan dan saya kebetulan duduk tidak jauh dari dia. "Dari sudut pandang laki-laki, kalau lihat perempuan pakai cincin di jari manis, dia langsung mundur duluan." "Tapi kan cincin yang aku pake gambarnya Mickey Mouse, mas?? Masa itu juga?" saya mencoba berkilah dengan polosnya. "Tapi tetap saja kan. Ini dari sudut pandang laki-laki ya." Sekali lagi dia menekankan. Saat menceritakan itu, kita masih tertawa-tawa.
Kita berlari di sekitaran rumah duta besar yang ada di Jakarta, jalanan yang rapi dan asri. Rumah-rumah dengan aksen unik dengan berbagai macam model dengan dinaungi pohon-pohon besar. Berhenti sebentar untuk memperbaiki posisi tali sepatu dan berjalan lagi sedikit. Saat saya berdiri, Lia bilang "Hadooh, gw lupa pake ikat pinggang ni" sambil mengangkat celananya yang sedikit kedodoran. Saya ikut-ikutan menarik celana sambil memasukkan tangan ke dalam kantong celana. Benak saya teriak-teriak supaya memindahkan bb ke kantong belakang, tapi lagi-lagi saya tidak gubris.
Hingga langkah saya terhenti di dekat sebuat taman. Ada banyak orang berkegiatan di sana. Iseng tangan saya bergerak lagi ke kantong dan disana terasa ringan. Guud, I thought I lost my BB, yang tersisa hanya pengaman chasing yang berada pada posisi terbalik. Tidak ada BB. Saat itu saya sedikit cuek, sedikit khawatir dan merasa seolah-olah ikhlas. Entahlah, perasaan jenis apa yang melayang di otak dan di hati saya. Hampa dan mungkin ikhlas.. Entahlah.. Hingga saya menuliskan di blog ini saya merasa bingung. Yang heboh malah Lia, dia berjalan di depan saya. Setelah menyadari benda kecil itu hilang, kami kembali lagi ke arah pulang sambil menelusuri semua track yang kami lewati. Mengulang semua percakapan yang dilakukan. Semuanya. Bertanya dengan polisi, satpam, tukang sapu, orang lewat, semuanya. Bahkan saya sempat mencurigai orang yang lewat dan terus bersikap seperti psikopat (mungkin deskripsinya berlebihan).
Jalan itu sudah kami lalui sebanyak 3 kali untuk menelusuri posisi jatuhnya benda itu. Tapi memang sudah suratan, BB sama sekali tidak ditemukan. Dengan bermalas-malasan, saya mengajak Lia untuk duduk di trotoar jalanan. Salah satu tukang sapu yang tadi kami tanya melewati kami dan bilang bahwa dia dengar ada orang yang menemukan BB. Saya rasa memang sudah diambil orang (ikhlaaaas, ikhlaas), saat ada telepon ada nada sambung lantas mati. Lelah mengontak BB yang sudah dinon-aktifkan, mata saya bergerak liar memandangi jalan yang ada di depan kami. Jalanan sudah semakin ramai, mobil-mobil canggih hilir mudik bergerak dengan kecepatan yang cukup tinggi. Iseng menghitung ada 3 mobil Porche yang melewati kami.. So Coool..
Ada seekor anjing di seberang jalanan, awalnya saya kira seekor beruang. Ternyata seekor anjing dengan warna bulu hitam legam yang terawat. Sulit menerima, tetapi kelihatannya bulunya sangat hitam dan berkilau seperti rambut bintang iklan yang sering ditayangkan di media massa. Setelah melihat itu lantas kami mulai berjalan, dan tidak menyadari bahwa si anjing juga berjalan ke arah yang sama dengan kami. Dan disana si anjing ini berjalan dengan centilnya melewati seekor anjing pemburu berwarna putih yang terikat di sebuah rumah besar. Pintu pagar yang terbuka membuat si anjing hitam (baru sadar dia betina) terekspos dengan sempurna. Dan saya lihat perubahan jalannya, berjalan dengan sedikit lari-lari kecil tanpa mau menoleh sementara si anjing gagah terus menggonggong hingga hilang ditelan jarak.
Sejenak saya lupa dengan BB yang hilang. What a Day.. So many signals told me, but what can I say.. There was a hole in my pocket. Thin layer in my pocket could not handel some weight of my BB..
Ketika saya mencoba mengirim pesan melewati BBM Lia menuju BBM saya, disana tertulis:
"Cungki, gw udah di depan kosan lu ya"
"Cungki, gw nggak bawa hp ya"
Pesan dari Lia pagi tadi yang saya anggap tidak terlalu perlu dibaca.
If only I read that messages, maybe my BB still in my hand..
"Cungki, gw udah di depan kosan lu ya"
"Cungki, gw nggak bawa hp ya"
Pesan dari Lia pagi tadi yang saya anggap tidak terlalu perlu dibaca.
If only I read that messages, maybe my BB still in my hand..
No comments:
Post a Comment