Sebenarnya tak ada yang spesifik dengan catatan saya pagi ini. Hanya catatan-catatan akumulasi yang redundan melompat-lompat di otak saya, mengenai hari-hari, yang tentunya tidak seintens dulu saya paparkan di blog ini. Urat menulis saya sedang kembang kempis, tertimbun lautan pekerjaan yang tak ada habisnya. #sedikit hiperbola (haha, saya sampai mencari kata yang tepat di google untuk mengungkapkan ini. Tumpul sekali kosakata saya dengan tidak menulis).
Saya
Kemaren, waktu hanya saya habiskan di kamar saja. Rasa malas mendera untuk bergerak. Tetapi saya tidak semalas itu, hanya untuk tidur-tiduran di hari yang senggang. Mata saya mencari-cari sesuatu yang rasa-rasanya bisa dibaca untuk membunuh waktu yang bergulir dengan sesuatu yang dinamis, sesuatu yang ada tambahan, tak statis.
99 Cahaya di Langit Eropa
Beruntung saya menemukan sebuah buku menarik, buku yang saya pinjam dari seorang kolega, tentang cerita perjalanan sepasang suami istri mencari Islam di Eropa. Sungguh cerita yang menarik. Perjalanan yang mencari hikmah kehidupan atau menapak tilas sejarah Islam di masa lalu, tak hanya jalan-jalan dengan tujuan untuk relaksasi belaka. Jujur, selama ini, perjalanan seperti itulah yang saya inginkan, ada sesuatu yang didapat, mencapai kepuasan batin dengan apa yang dicari. Rasanyaaaa.. Entahlah, saya belum bisa sampai ke tahap itu, saya belum merasakan dengan perjalanan-perjalanan yang saya habiskan dulu, hanya semacam cecunguk yang ikut saja dengan teman lakukan, bukan dari saya. Saya bahkan tak tahu apa yang saya lakukan selain berlari ke sana dengan kemari dengan tak jelas dan mengambil foto-foto dengan wajah saya terpampang disana.
Setiap kota yang mereka paparkan di sana menggerakkan saya untuk ikut juga terhanyut didalamnya dan tanpa sadar melist-kan kota-kota itu dicatatan kecil saya. Berharap nanti saya juga bisa mengunjunginya, ikut menapak tilas kemilau Islam di masa lalu. Melihat bahwa Islam pernah berjaya di Eropa, berabad-abad silam.
Dengan bacaan ini, semacam keinginan yang saya amini dalam hati, ada beberapa kota Eropa yang ingin saya datangi, jika ada kesempatan, waktu dan tentunya rezeki (kalau ternyata kalian lebih dahulu menginjakkan kaki di sana dan ada 3 hal di atas, cobalah melihat-lihat kota-kota ini. Lebih detail mengenai apa yang bisa di cari, bisa tanya saya atau baca bukunya. Tetapi tentu saja pengetahuan saya sebatas buku itu saja, saya belum benar-benar menganalisanya):
- Wina, Austria. Bukit Kahlenberg, Museum Wina, Istana Hosbulrg (entah benar ejaan ini)
- Paris, Perancis. Museum Louvre adanya Kufic dan Pseudo Kufic di sana (mau tahu apa? Google it! Saya tak mau terlalu vulgar memaparkan di sini), Arc something (saya tak tahu nama tepatnya, tidak membawa buku itu) yang dibangun Napoleon Bonaparte (percaya tidak ternyata bangunan ini mengarah Ka'bah), Gereja Notre Dame (pintu masuknya menyerupai mesjid, bergaya baroque, terakulturasi gaya Islam), dan Mesjid Paris (desainnya menyerupai Mezquita Cathedral, Cordoba).
- Cordoba, Spanyol. Mezquita Cathedral. Mesjid yang diubah menjadi Katedral di Spanyol. The true city of light, sebelum julukan itu menjadi terkenal untuk Paris, pusat peradaban Eropa saat ini. Patung Averoes.
- Granada, Spanyol. Istana Alhambra.
- Istanbul, Turki. Hagia Sophia (kebalikan Mezquita Cathedral, gereja yang diubah menjadi mesjid dan kini menjadi museum), Blue Mosque, Istana Turki, dsb.
Notre Dame
(Kiriman seorang teman dari sana. Saya tidak tahu ini akan menjadi salah satu target lokasi saya jika ke Eropa)
Dan sekarang saya ingin mencoba sesuatu, persiapan pertama sudah saya rampungkan. Saya penasaran, tapi saya sedikit berdebar-debar. Ada rasa takut terselip disana. Saya harus mencoba, menapak tilas kapabilitas saya sendiri. Doakan ya!!! Hehehe.
Dino
Alhamdulillaaah. Senang, karena hari ini adik lelaki saya mulai memasuki dunia perkuliahan. Hahaha. Semoga dia menikmati masanya dengan baik, tidak seperti saya, yang terbelenggu dengan pikiran saya sendiri. Enjoy your time, brother. Saya akan dukung semampu saya ^^.
I don't know where the future will take me. But I know I will be where I am meant to be
(Entah dari mana, lupa situsnya)
No comments:
Post a Comment