Thursday, June 7, 2012

9th Destination: Kuala Lumpur (The Day is not really Delicious for Me)


Yey, Kuala Lumpur. Going abroad pertama yang berakhir dengan syukur yang dibarengin sumpah serapah.
Syukur karena akhirnya ke luar negeri, sumpah serapah karena kemaren udah bikin blog panjang-panjaaaang, eeh malah ke blockir sama internet hotel. Damn damn damn!!! Dan sekarang mood saya udah nggak semeletup-letup kemaren saking emosinya.

Saya mau cerita apa yang saya ingat dulu. Rewind ke seminggu sebelum waktu keberangkatan.

M-1
Tiba-tiba diassign buat pergi ke KL bersama bos. Meeen, persiapan saya dan kemaren dipilih kan buat yang ke Singapur, bulan Agustus. So, saya masih bisa santai dan konsen ke kerjaan saja. And suddenly, di suruh mengurus yang seminggu ke depan, apa nggak kacau ni otak?? Mana lagi handover pekerjaan pula. Sigh!!

Dalam waktu Seminggu
Saya susah konsentrasi selama seminggu. Pekerjaan menumpuk, handover pekerjaan, negosiasi alot dengan klien, mintanya mutar-mutar dan seperti tidak tahu maunya apa. Pake ngata-ngatain kami yang sebenarnya mendrive mereka atau perusahaan kami harganya kemahalan. Perasaan udah diwarning deh ni orang-orang sama si bos, kalau memang rate nya rada brutal. Fyyuuuuh.

Dalam kisi-kisi itu niatnya mau baca program acara. Tapi tidak menemukan titik temu, tiap pulang ke kosan, saya sudah kelelahan. Lebih tepatnya, hati saya nggak terlalu senang kemari. Jangan bilang saya nggak bersyukur, tetapi you know, sometime we felt this is not right, and came in the wrong time. That's All!!!

Jumat, saya belum membuat breakdwon pengeluaran, baru kelar hari Minggu malam. Untungnya, hotel dan tiket pesawat sudah dibeli, jadi beban sudah berkurang.

4 June 2012
Reli panjang. Persiapan keberangkatan, dalam hal ini packing sudah beres malam Senin. Tiket sudah ditangan, tapi belum megang uang ringgit. Harus ke Money Changer dulu, dasar deadliner, jadi sempatnya baru Senin pagi, padahal berangkatnya Senin Siang. Hwahahha, kacau.


Lari-lari ke sana, dan syukurnya nggak makan waktu lama. Saya datang, nomor antrian langsung dipanggil. Dalam masa penerbangan dan sampai ke hotel di KL tak ada yang spesial. Sama saja rasanya seperti naik pesawat ke Pekan Baru. Saat sampai di KLIA, saya hanya ngekor aja kemana bos saya melangkah, dan bingung. Dari lokasi pesawat landing ke lokasi terminal arrival, kita akan menaiki train. Saat sampai ke sana, ada segerombolan orang India (ini adalah kala saya pertama melihat orang India banyak banget) masuk ke train, trus saya liatin aja, eeh ternyata bos saya naik. Bwahaha, buru-buru deh saya nyempil. Kebiasaan, bengong.

 (Jejakan kaki di Negeri Jiran. Yey, resolusi saya tahun ini tercapai. Pergi ke Luar negeri. Deket-deket aja dulu, yang penting nggak uang pribadi. Nah loo???)

Saat menuju ke hotel, ujungnya kita naik taksi. Saat ngantri, asoi geboi dah. Udah antri panjang-panjang, eeeh salah antrian. Saya ngganguk aja pas bos bilang antri di sana, bwahahhaha. Ternyata pas ditanya, taksinya beda versi. Akhirnya saya melangkah ke tempat yang benar, saat saya tanya, si petugas mengganguk dan bilang, "Please take the Q". Saya bengong lagi, Haaa, ambil Q? Apaa pula Q kata ni orang? (dalam hati). "Take the Q?" mencoba memastikan. "Ya". Dalam perjalanan kebingungan batin, saya melangkah linglung ke dalam, "Ambil Q apa sih? Emang Q itu diambilnya gimana? Bwakkakakak, ternyata oh ternyata dia minta saya ambil Queue "Antrian". Kaan saya norak, untung nggak ngebet nanya lagi sama tu orang. Daaan, Queue nya panjang sekali. Yak, bagus. Ulang lagi dari awal.

 (Mengantri yang salah antrian.. hwahahaa. Selalu, selalu geblek di perjalanan)

Jatuhnya lebih murah naik taksi kalau berdua untuk mencapai KLCC, dengan taksi budgeting (posisi counter ada di depan bagian pengambilan bagasi), dibandingkan dengan rute murah yang coba saya track lewat internet. Saya menghabiskan 70 MYR (Ringgit Malaysia) dengan taksi. Sementara kalau saya mencoba naik KLIA Express dari KLIA ke KL Sentral, saya menghabiskan 2 x 35 MYR, plus biaya taksi ke KLCC nya.

Saya kenalan sama supir taksinya. Orang India dan ramah. Awalnya galak penampakannya, tetapi setelah saya nanya-nanya banyak hal, ketahuan kalau si bapak ini orangnya ramah. Saya ganti simcard dan nanya cara aktivasinya sama si bapak. Dia sampai nanyain ke petugas tol bagaimana mengaktifkannya karena dia nggak tahu. Saya mau mencepret pemandangan, dia bukain jendela.

(Gagahnya Petronas Twin Tower menjulang)

Sudah dua kali dalam perjalanan saya bertemu dengan orang yang begitu baiknya membukakan jendela, karena saya mau ambil gambar. For all of the record, bapak yang bernama Mr. Ram ini baik. Waktu saya minta fotonya (saya memang norak selalu kalau kemana-mana. Saya suka memotret orang yang saya temui, suka membangun hubungan yang lebih erat, kalau orang itu memberikan kesan baik ke saya).

Hotel tempat saya menginap asik abisss. Berada di Lantai 31, kamarnya luas, ada dapurnya (nggak dipake juga siiih). Lumayaaan. Jiwa backpacker saya teriak-teriak norak waktu diberi fasilitas Ouooo. Hahaha.

Masa Konferensi (5 - 7 June 2012)
Karena saya nulisnya baru untuk tanggal 5 ya untuk yang hari ini.


Hari Pertama (5 June 2012)
Hari yang paling nggak asik selama ikutan kegiatan. Mungkin lebih banyak karena saya kurang kenal medan perang, jadi rada kacau balau hari pertama.
  1. Waktu pendaftaran, bingung dimana lokasinya. Tidak ada plang yang jelas menunjukkan keberadaan. Karena merasa dekat, saya dan bos jalan kaki saja. Bilangnya Tower 3, padahal, hohoho, ini terkenal dengan istilah Twin Tower, yang artinya cuma ada 2. Ini kan kata saya. Hwhaha. Bagian yang lama dalam proses pendaftaran ini adalah masa menjangkau lokasi pendaftaran, dalam masa pendaftaran, tak ada masalah. Paling bagian nggak asik, ditanya mau pake apa bayarnya, saya jawab dengan mantap, pakai kartu kredit. Pas saya bilang ke bos, beliau bilang, Cash. Hakakakka, saya kan jadi maluu.
  2. Bingung lagi menuju lokasi konferensi nya dimana. Ini lokasi nggak terstruktur banget dah, luas-luas nggak jelas. Oke, perlu saya ingat ini kelas dunia. Mungkin saya aja yang begok. Entah bagaimana ceritanya saya sampai ke sebuah Auditorium dan diizinkan masuk. Saya hanya sebagai pendamping, jadi aksesibilitas saya terbatas. Tapi oh tapi, karena belum baca program acaranya sebab saya megang (preliminary agenda) tapi nggak sempat baca, plus saya kan pendamping jadi nggak punya dokumen itu, jadilah ini kok isi diskusi panelisnya saya nggak nyambung ya? Saya jadi sakit kepala, sudah berusaha menyambungkan diri, tetap tidak mengerti, akhirnya saat presenter ke-3 maju, saya keluar. Saya belum terlalu minat topiknya. Bagian lain yang nggak asik adalah pulpen saya pakai hilang, mana itu satu-satunya yang sama bawa hari itu. Saya kayak cacing kepanasan pas di hall, nungging sana nungging sini cari dimana pena tercinta berada. Jadi perasaan saya saat di ruangan adalah bagai orang tak ada arah, tidak nyambung dan tidak pula bisa mencatat apa yang saya rasa tidak bisa saya sambung itu. Sediiih sekali, bagai ke sawah nggak bawa cangkul.
  3. Horee dapat voucher simcard. Senanglah, kan ini yang ngasih panitia, ditanda bacanya juga bisa langsung aktivasi. Tapi dasar sial, masa saya disuruh mencari toko terdekat buat aktifin? Bwahahha, sungguh ini tidak membantu. Dalam waktu sehari saya terputus dengan dunia luar, nggak bisa sms dan nggak bisa internet. Poor me!! Simcard yang dikasih teman sudah habis pulsanya, nanya ke orang setempat bagaimana aktivasinya, mereka malah nggak kenal ada merek ini. Doeng.. Ujung-ujungnya saya pake no Indonesia, dan itu mahal sekaliii. Satu sms = Rp. 4,700 karena saya kena roaming international. (kalian mikir saya malas gerak kan? Memang.. Hahahaha).
  4. Karena sudah tak punya program, dan tak punya simcard (nggak ada hubungannya), akhirnya saya ngetem dulu di taman antara Mandarin Hotel dan KLCC. Menenangkan jiwa dan raga dan mencoba melihat Preliminary Program yang terlantar. Saya menemukan clue, nanti saya pecahkan clue tentang acara ini. Sudah lelah bengong-bengong sendiri di taman, saya putuskan pergi melihat pameran. Pergi ke pameran diawali dengan niat cari souvenir yang berbentuk pulpen. Jiakkakak. Pergi ke salah satu stand yang saya kenal dan dengan nggak tahu malu bilang: "Disini ada souvenir pulpen nggak sih? Mau dong." Hahaha, saat tertekan, rasa malu itu pun hilang dan berubah jadi malu-maluin. Ada sedikit rasa keki sendiri saat di sana. Mereka sangat tidak ramah, atau entah saya aja yang lagi kacau. Ya, macem yang jaga toko, pilih-pilih siapa yang akan dilayani. Huhu, dalam perjalanan mencari pulpen ke pameran tiba-tiba tercetuslah ide cemerlang itu. Karena saya orangnya kan nggak suka ribet, jadi coba bayangkan keadaan saya saat itu. Saya memakai blazer, membawa tas perempuan dan membawa buku tebal seabrek-abrek. Malas banget jalan ke pameran nenteng barang kayak orang patah punggung. Jadinya saya pulang menenangkan diri dan meredam emosi serta mengganti tas jadi tas kura-kura lagi.
  5. Saya pulang ke hotel berjalan kaki, melewati taman KLCC. Hwahaha, jalan pintas ternyata pulang ke hotel. Memotong jalan. Mencoba menenangkan diri dalam perjalanan karena nggak punya teman sepantaran. Ini yang datang bapak-bapak semua, dan banyak bulenya. Bapak-bapak pula. Ada sih yang muda, tapi masak ujug-ujug saya datang tanpa topik. Aneh juga kaliii (sudah, berhenti percakapan batin). Akhirnya saya mencoba memahami jalannya program ini saat sesampainya di hotel. Saya sudah menentukan diskusi apa yang mau saya datangi sore hari dan saya melangkah dengan semangat. Like Always, Planning make perfect.
  6. Dasar nggak nyambung, diskusi ini pun tak seperti yang saya bayangkan. Saya bisa cerna, tetapi bukan seperti yang saya bayangkan, plus meen bahasa inggris mereka ribet banget. Gado-gado, bahasa inggris Rusia, Cina dan beberapa negara yang yuuuk mari. Kalo sama bule, ya lucu ngedengerin orang nggak jelas, kalau bagi saya. Sumpah nggak lucu banget, hwhahaha, saya kan pusing. Mungkin karena saya bisanya baca aja kali ya, listeningnya kurang. Jadinya topik yang tidak terlalu diminati, ditambah bahasa yang tidak sedap didengar, lengkap sudah penderitaan saya hari itu. Tidak ada yang sempurna, dan saya kelaparan. Tidak ada jatah makan siang (tetap makan jadi topik utama)
  7. Tidak ada teman dan malam sudah menjelang, maka tidak ada jalan-jalan.   
Hikmah buat 5 June
Buat kalian yang akan menghadiri sebuah acara, apalagi di negeri orang. Tolong, semendadak apapun itu, bacalah dan cobalah pahami medan perang yang mau kalian datangi itu dengan:
  1. Komunikasi itu penting banget. Pas nyampe langsung ganti simcard negara setempat dan cari tahu bagaimana cara registrasinya. Rasanya bisa gila karena nggak bisa menghubungi siapa-siapa. 
  2. Cari tahu program yang akan diikuti. Karena mendadak, beginilah akhirnya. Saya linglung sendiri. Tetapi syukur, malam harinya saya coba pelajari isi programnya dan mencoba memahami materi apa yang akan diberikan. Kalau mengikuti acara sekaliber dunia seperti ini, apalagi kalian adalah anak bawang yang hanya akan dipandang sebelah mata di sana, carilah sesuatu yang ingin kalian pahami dan geluti. Ada banyak topik diskusi yang disajikan, kalian hanya perlu mencoba memahami menu apa yang mereka sajikan dan sesuaikan dengan selera kalian, biar nggak kayak anak hilang. Hiks.
  3. Cari tahu lokasi. Ini juga karena acaranya nggak di satu lokasi saja. Awalnya saya sudah kayak orang gila, sudah nggak ngerti acara, nggak tahu juga lokasi acaranya dimana. Akhirnya saya bikin ronde dan step, pertama tanya ke panitia ada buku panduannya nggak (kan saya nggak kebagian dokumeen) dan ada map nya nggak. Akhirnya mereka memberikan kepada saya, dan saya mulai melanglang buana.
Oke buat hari ini. Selanjutnya saya sambung lagi lusa atau Minggu. Saya sangat ingin berbagi cerita. Yang jelas cerita sekarang nggak se-spektakuler saat saya di Bali. Itu beda, orangnya terbatas dan topik konferensi yang nyambung. Hahahah, memang, kadang-kadang kita perlu dilempar ke suatu tempat yang membuat kita nggak merasa nyaman, agar kita bisa bertahan.

Kita hanya bisa tahu kemampuan kita, jika kita sudah mencobanya
(Saya yang sedang sedikit kehilangan arah di negeri orang) 

No comments:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...