(Source: here)
Lengkap sudah pembelajaran.. Dengan indahnya telepon itu berdering dan memperdengarkan semprotan emosi dari lokasi seberang. Saya belajar banyak hari ini, dari hasil semprotannya. Ada sebuah kalimat yang membuat saya yang awalnya ikut main semprot-semprotan jadi memutar arah keran emosi saya kearah yang berlawanan, mengecil.
Saya ingat bagaimana susahnya kami menembus lapisan ini. Dan tentu saja ini bukan sesuatu yang membanggakan ketika kita dinyatakan sebagai yang terburuk. Entah karena dia tidak mengakui kesalahan, entah karena dia begitu emosinya, atau entah apa memang kami yang salah, atau mungkin saya saja yang tidak becus menghandle semua ini.
Susahnya bekerja sama dengan tipikal yang berbeda. Dari pembelajaran saya selama ini, dan tentunya yang sedang saya coba untuk diterapkan, berakhir dengan berdarah-darah dan dibandingkan dengan kontraktor lain. Saya yang selalu kekeh untuk memiliki pernyataan minat tertulis pada segala yang dibicarakan dalam negosiasi, selalu sedikit dikesampingkan olehnya. Mungkin dia tidak biasa, tetapi beginilah cara kami dalam bernegosiasi. Selalu ada hitam di atas putih, ada pertanggungjawaban. Dari seberang dengan emosinya mengatakan betapa tidak koordinatifnya saya. Padahal (entah ini jiwa keras kepala saya) saya sudah bolak balik email, tetapi jarang dibalas.
Saya lebih cinta kerja sama dengan orang Jepang sana, yang begitu menghargai dan memberikan rasa nyaman. Sistem yang bagai gayung bersambut, mengkonfirmasi ketika sudah menerima sesuatu dan selalu bertindak sopan. Sedang di sini, menggunakan bahasa yang sama, dia yang meminta kami memberikan pelayanan, ucapan konfirmasi pun tidak. Bahkan mengkonfirmasi bahwa dia salah kirim email pun, tidak merasa malu. Sungguh tidak profesional sekali.
Saya belajar banyak hari ini. Bangsa kita sering terbuai dengan jabatan yang didudukinya. Memanglah saya seorang kontraktor, yang memberikan pelayanan. Tetapi bukan berarti itu jadi alasan untuk merendahkan kami dengan berkilah bahwa kami sangat belagu dan sok jual mahal. Toh bagaimanapun jungkir baliknya, memang dialah yang menghubungi kami. Haaah, tetapi caranya menyampaikan terkadang memang tidak sopan. Apa memang begitukah konsultan itu? Selalu direndahkan Owner?
Ada banyak tipe manusia yang dihadapi seorang konsultan. Disitulah seninya, belajar menanggapi dengan cara yang benar. Saya harus belajar itu.
(Stop being sarcastic)
No comments:
Post a Comment