Thursday, July 26, 2012

Ingatan yang Terhalang

(Source: here)

Dong dong banget deh saya hari ini. Puasa-puasa gini, sahur-sahur tadi.
Sebenarnya kejadian itu berawal saat taraweh, Rabu malam. Dengan semangat 45, setelah ngerecokin teman saya yang sedang mendownload sesuatu di bb-nya. 

Oke, saya bukan tidak mendengarkan ceramah, hanya sedikit awas dengan keadaan di sekitar saya. Seperti yang saya katakan dulu, bahwa saya sangat senang sekali mengamati tingkah laku manusia dan begitu mudah terdistorsi dengan kegiatan manusia di sekitar saya. Kalau orang yang iri sama saya (siapaaa lagi yang iri??) akan mengatakan kalau saya ini "Kepo".

Baiklah, kembali ke cerita tadi, jadi ngelantur gini. Wkwkwk. Dia mendowload sesuatu yang oke punya. Saya tak sengaja melihatnya. Dan langsung saja lah yaaa mata saya jelalatan melihat layar bb nya yang standar itu. Bukan layarnya, tapi isinya. Al-Quran dengan English Translation. Wew, bahasanya jadi indah sekali saat dibaca. Rasanyaaa, gimanaaa gitu. Beda aja. Subhanallah sekali ya saya. Hahahha. Memandang dengan semangat 45 dan mengambil bb saya yang tersimpan manis di tas merah yang terletak di depan saya.

Klik sana klik sini, menggunakan mesin pencari di aplikasi bb, ketemu, terkekeh senang daaan mulai mendownload. Dalam proses mendownload, adzan taraweh berkumandan. Saya hentikan kegiatan itu dan solat dululah saya bersama teman-teman, bapak-bapak, ibu-ibu, pemuda pemudi dan anak-anak sekalian. Rame kaan, yang solat bareng saya?? Ya iyalah, di mesjid. Zzzzz.

Selepas melaksanakan taraweh dan witir, maka saya lanjutkan kembali rasa penasaran saya. Asiiiiiik, layar menuliskan pernyataan bahwa "Your installation is successfully done". Mulai mengotak-atik dan ingiiin  banget coba baca satu ayat yang diartikan pake bahasa bule sana. Dan dan dan, layar kembali memaparkan perkataan menyedihkan, "This application requires an SD Card to be present".

Pas baca, saya sedikit protes dengan teman saya, sambil bilang, "Aneeeh banget ni pernyataan (Terkekeh sejenak, berlagak tak percaya), masa bb gw nggak ada SD Card nya siih??" Seingat saya, bb yang saya punya memiliki kapasitas penyimpanan yang cukup gede. Namun berhubung solat sudah selesai, dan orang-orang mulai menghilang ke pintu, saya pun berpikir, nanti sajalah saya urus benda ini. Tapi tetep pengen baca terjemahan versi bule itu.

Sampai di kosan, terlupa, karena hidung ama tenggorokan lagi nggak oke punya. Bengeeek.. Lagian saya ada kegiatan tiap malam, tapi sekarang juga sudah rada bosan, jadi saya cari udara segar dengan leye-leye tak jelas di kasur dan terkapar hingga sahur datang.

Bangun sahur, dibangunin teman yang datang bawa kentang dan kacang. Subhanallah sekali. Hwhahaha. Jadilah saya makan bersama kentang dan kacang kiriman emaknya teman saya yang dari Bengkulu sana. Saya dipaksa-paksa ambil banyak-banyak, padahal kan tenggorokan saya lagi nggak oke punya. Jadinya saya tolak masak-mentah (masak karena saya ambil juga, mentah karena nggak mau banyak-banyak). Hihihi. 

Selepas makan dan hidung bengek, sembari menunggu adzan shubuh, saya duduk-duduk di kasur. Dan, ahaaaa, saya ada ide. Mau lihat lagi Al-Quran terjemahan bule itu. Dan kalimat itu masih muncul (merujuk pada paragraf 5, bwahaha, biar elu-elu pada yang baca bisa ingat gitu, ada berapa paragraf dalam tulisan gw). Lalu-lalu, saya bongkar deh si bb. Dan "YA AMPUUUUN, SD CARD-nya HILANG, HI-LANG". Sekali lagi "HI-LANG-LANG-LANG!! TIDAAAAAAK". Saya syok berat tak mampu berkata-kata. Mencoba mengingat-ngingat, tapi nggak ada yang teringat. Gimana caranya SD Cardnya bisa hilang??? Bb kan sama saya? Kalau pun, SD Cardnya jatuh, nggak mungkin lah, kan ada katup pengaman di tempat penyimpanan SD Card itu. Saya jadi bingung-binguuuung banget. Rasanya itu kayak main roller coaster, terus disuruh turun pas di puncak. Gimana itu rasanya??

Jadilah saya bbm itu teman saya yang membuat saya ingin mendowload aplikasi ini. Dan percakapan bodoh itu pun terjadi. 
Saya (S): Masak memory card gw ilang cung? Ilang kemana coba??
Dia (D): Ko bisaaa?
S: Gw juga bingung. Padahal nggak pernah ngeluarin.
D: Aneeb bangeeet.
S: Pas beli ada loh cung. (menulis dengan yakinnya)
D: Masa ga pernah lu keluarin? Ada yang nyolong dooong.
Dan percakapan itu berlanjut hingga ke kesimpulan bahwa:
  1. Saya sama sekali nggak ingat dan terus-menerus kebentok sesuatu yang tak terlihat ketika mengingat-ngingat bagaimana proses hilangnya SD Card di BB saya (Hebooh banget ya, ini aja diurusin. Ini namanya menjaga barang yang dititipkan sama kita. Eheheh).
  2. Saya harus merelakan hilangnya SD Card saya, yang artinya dalam waktu dekat saya belum bisa baca Alquran dengan English Translation di BB saya, padahal saya sangat pengen banget baca sejak pandangan pertama.
  3. Kalau memang SD Card saya ada yang nyolong, kami berkesimpulan "Sumpaaaah aneeeeh banget deh ni si tukang nyolong". Masak BB segede gabaaan, yang diambil SD Card yang cuiliiik begitu. Di kantor nggak mungkin, di kosan juga nggak mungkin. Kalau di kosan mungkin, mending dia ambil yang lain gitu yaa. Selain rada ribet ngambilnya, mending ambil sepaket. Hhahaha
  4. Jadinya hampir setengah dari percakapan berisi percakapan, iya aneeeh banget, aneeh banget dan aneeeh banget.
Lantas saya katakan kepada teman saya, bahwa saya akan menulis blog dengan judul Ingatan yang Terhalang. Saking terhalangnya, saya jadi merasa nggak bisa merunut apa-apa dengan hilangnya benda itu. Nggak bisa di-track.

Pagi-pagi, ketika saya sedang dalam perjalanan ke kantor dengan teman saya yang memberi saya kentang dan kacang, saya mencoba kembali mengingat-ngingat. Biasalaaaah, menceritakan cerita dengan perkataan: "Masaaa yaaa, memory card bb aku hilaaaang doooooong". Seolah-olah itu adalah topik hot pagi ini, karena memang bagi saya hot buanget. Lalu si teman berkata: "Masaak siiih. Memang nggak ada kali, Din. Di bb-mu". Saya masih kekeh, "Pas dulu, pas beli ada di cek kok" (Berkata dengan sangat yakin). Teruss, dia diam aja, konsentrasi sama jalan. Saya dicuekin, dong-dong. Jadinya, saya diam dan memandang keluar jendela, melihat jalan. Mengingat-ngingat, terus mengingat, menggerakkan bibir sebelah kanan sekitar 45 derajat ke samping. 

Ini namanya yang berjudul "Penasaran buanget". Saya itu orangnya punya keahlian mencari sesuatu yang hilang, dari kecil. Melakukan reka ulang ingatan, mencari jejak dimana saja barang itu bisa terjatuh, dan umumnya selalu berhasil. Scope kerja pencarian masih kecil siih, masih berkisar rumah aja. Hehehe. Kalo peristiwa hilangnya bb saya di jalan siih, itu lain kasus, jatuh dan diambil orang.

Daaaan, saya menjadi ingaaaat. Masih samar-samar. Bahwa saya memang nggak dikasih SD Card. Bwahahahhahahaha, ketawa panjang-panjang dan guling-guling. Udah bikin rusuh orang, subuh-subuh pula. Sampai nyumpahin si tukang nyolong yang aneeh banget, nyolong kok cuma SD Card aja. Bwakakakkakakakkak. 

Pas ketemu teman saya yang nemenin beli bb, saya mencoba meminta keyakinan padanya. "Eh, pas beli aku pernah nanya "Mbak, ini kok saya nggak dapat SD Card sih?" gini nggak sih ke si tukang jualnya?". Dia bilang, "Iya, rasanya Dina pernah ngomong gitu deh." Bwakkakakak.

Intinya adalah, semua percakapan bodoh di atas berawal dari saya yang lupa ingatan. Pantas aja ingatan terhalang, mau jungkir balik kek saya mengingat proses bijimanenye si benda ini ngilang, nggak bakal kebuka tu pikiran. Orang memang nggak ada yang hilang, pada intinya sajalah, saya memang nggak dikasih SD Card dari sononya. Yang saya ingat ngecek SD Card mungkin adalah saat ngecek bb saya yang pertama itu, yang hilang itu. Nyampur aduk ini ingatan. Hwahahahahhahaha. Jadi, segitu sajalah tulisan saya hari ini.

Insanity: doing the same thing over and over again and expecting different results
(Albert Einstein)

2 comments:

Armae said...

Mungkin ini yang dibilang 'khilaf' mbak.. Hehe...

Yang penting sekarang sudah ingat. Dan pastinya lega banget yaaa.. :)

Salam kenal :)

Si Petualang said...

Haahha, iya. Lega banget. Soalnya, panik g penting. ^^

Salam Kenal arma.. ^^
Makasih sudah berkunjung..

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...