Pertama kali saya bertemu dengannya, dia masih kecil dengan berbadan gendut dan sangat lincah. Bergerak ke sana kemari, membuat saya ingin memeluknya erat-erat. Jika adik-adiknya diam, dia akan mengejar mereka dan mengajak adik-adiknya untuk ikut bermain dengannya. Tiba-tiba mendatangi adiknya dan memandikan mereka. Saat bermain ke tingkat atas rumah, dia akan selalu menanti adik-adiknya untuk tetap bersamanya. Saat saya berlari mencari posisinya, dia duduk dalam diam, memandangi saya dengan mata bulatnya.
(Pertama kali berjumpa Sippo)
(Bersiap menerkam adiknya)
(Semua jadi lawan perang)
Perilakunya di dekat saya juga imut-imut, bikin saya selalu senewen dan ingin memeluknya erat-erat. Tapi tak mungkin saya lakukan, bisa-bisa badannya yang kecil remuk dengan pelukan itu. Saya yang bisa dikatakan orang baru di sana tak membuatnya bertindak malu-malu. Dia mendatangi saya dalam diam, duduk di atas pangkuan saya dan tertidur dengan pulasnya. Badan yang tertidur terlentang dan posisi tangan yang menutupi wajah seperti orang kelelahan. Ketika posisinya tidak nyaman, dia meregangkan tubuh dan berguling-guling mencari posisi yang paling nyaman.
(Posisi menyusu sesuka-nya)
Sippo namanya. Saat saya di sana, saya bisa melihat bagaimana sayangnya keluarga saya kepadanya. Bergerak hilir mudik tak karuan, meloncat-loncat, tak bisa diam. Setidaknya mengisi kekosongan waktu Mama ketika tidak berjualan. Bagaimana mama bermain-main dengannya, bagaimana adik saya yang biasanya tak suka menjadi suka. Ya, dia benar-benar sudah mengambil hati keluarga saya. Pintar sekali, makhluk kecil ini.
(Sippooo)
Senang sekali, saya yang diseberang pulau ini mendengar kabar perkembangan terbarunya. Tubuhnya sudah semakin gembul dan besar. Sifatnya juga semakin lincah. Tetapi berita sedih itu datang tadi siang. Ada rasa sedih yang saya rasakan. Mata saya langsung berkaca-kaca saja ketika membaca sms yang dikirim adik saya. Saya tak menyangka secepat ini, padahal baruuu saja kemaren saya mendengar cerita tentangnya. Saat saya mendengar berita itu, saya kembali memandangi wajah imutnya yang masih tersimpan di bb ketika memandang saya. Mata hitamnya, ngeongannya, bulu kuning di atas kepalanya. Padahal saya bermain dengannya hanya dua minggu, tapi dari awal saya tahu saya sayang dengannya. Seperti keluarga saya. Hiks..
Sippoooooooooo.. Saya mau peluk kamu, tapi sudah tidak mungkin lagi. Hiks. Selamat tidur panjang Sippo.
Kak, Sippo meninggal
Sedih kali kak, Ilid dengar cerita Bang Dino
Mama nengok dia sekarat kak. Sedih Ilid.
Ilid pulang dia udah dikubur.
Ilid sama Bang Dino meraung kak.
(Pesan dari Pulau Seberang. - Sippo)
No comments:
Post a Comment