(Source: here)
Saya bermain Tennis pemirsa. Bwakakakak. Sudah jalan dua kali dan besok jadi kali ketiga. Bermain dua kali dan jadi pemenang dalam beberapa bagian. Lumayaaan (hidung kembang kempis, padahal mungkin karena saya partneran sama yang jago main. Tetapi tidaklah mungkin sebuah team bisa menang tanpa kerja sama satu sama lain. Khotbaah-khotbaaah).
Saya jadi punya kegiatan di malam Rabu dan pagi Sabtu. Menarik-menarik. Dan saya meyakinkan diri sebaik-baiknya bahwa saya tidak akan melewatkan satu latihan tenis sekalipun jika tidak ada kegiatan yang mendesak. Sebab, jika kami tidak datang, maka potong gajilah akibatnya. Bwahhhahahaha. Yes, ini fasilitas kantor. Ternyata sepatu tenis yang sempat dibeli untuk persiapan-survei-namun-gagal-dipakai-gara-gara-survei-dimana-lokasi-yang ditunjuk-buat-saya-ditiadakan terpakai juga. Memang sudah ter-Maktub, sudah tertulis (hahahha, gaya deeh saya sebab sudah baca Sang Alkemis).
Latihan diawali dengan forehand, backhand, forehand and backhand, dan service. Itu untuk hari pertama latihan. Rasa-rasanya karena tidak ada tekanan saya anteng-anteng saja. Karena itu adalah pertama kali saya menyentuh yang namanya olahraga tenis ini, jadi saya senang sekali pas bola terpukul dan kembali ke lapangan lawan. Entahlah dengan tekniknya, saya perlu penyesuaian dengan penggunaan raket tenis.
Kekuatan saya sepertinya di service. Setidaknya sudah bisa mengontrol. Seringnya mendapat poin saat saya service dan saya langsung kesal jika service tidak masuk. Salah satu yang membuat saya sering gagal service dan membuat saya suka terbang kalau mendengar Pak Pelatih bilang: "Waah jago ini service-nya." Ya ya ya, saya memang tipe pantang dipuji. Setiap saya mendengar kalimat itu, maka service saya jadi kacau balau. Wekekekekek.
Selain itu, peraturan tenis tidak sekompleks yang saya pikirkan dulu. Kalau dulu yang ada saya suka bingung, kok ni orang nggak beres-beres nyervise nya? Dan sekarang saya mengerti bahwa memang si penyervice akan terus dilakukan sampai mencapai game set. Yang paling menyedihkan adalah saat harus service ketika terjadi Deuce berkali-kali. Melelahkaaan sekali.
Jadi begitulah pengalaman saya. Minggu depan ada juga satu hal yang sempat tidak jadi saya lakukan karena satu dan lain hal, dan membuat saya ada bermuram durja. Sedikiiit. Namun karena memang hal tersebut sudah ter-Maktub, maka akhirnya saya akan mengalaminya. Tapi harus sabar, minggu depan waktunya. Ahhahaha. Allah memang sayang pada hambanya yang bersabar.
Tiugas manusia adalah Mensyukuri, Menerima dan Melaksanakan. Karena segala sesuatunya sudah tertulis di Lauhul Mahfuz sana
(Banyak Sumber)
No comments:
Post a Comment