Bibi. Ini bukanlah kisah bibi-bibi, tapi ini adalah kisah ponakan saya. Pernah saya sebut dia ditulisan yang lalu. (My baibi - Balada Bibi). Mengapa tiba-tiba saya teringat dia? Itu merupakan rentetan dari percakapan sebelumnya dengan adik saya, Ilid. Ilid menceritakan kabar terbaru tentang ponakan saya itu. Masih sama seperti dulu, masih ramah, masih sangat melayani, dan makin centil saja.
Saya terima kabar baru tentangnya. Dia jadi siswa paling bongsor di kelasnya, baik di antara siswa perempuan maupun siswa laki-laki. Dan dia jadi idola, sudah meng-ganjen saja dia sekarang. Umurnya, terpaut 17 angka dengan saya. Kelakuannya lebih mempesona dari saya dan lebih jago melayani. Jika ke rumahnya, saya merasakan sebuah keramahan yang amat sangat, pelayanan tingkat tinggi, pelayanan yang kadang kala kita sebut Home Sweet Home. Khusus darinya.
Bibi tumbuh menjadi anak yang penuh percaya diri. Well, saya akui itu. Dia pribadi menyenangkan buat saya, hobi menggelendot di tubuh saya jika saya pulang ke rumah. Menduduki peringkat tertinggi dalam bidang intelejensi di kelasnya saat ini. Membuat beberapa pria kecil di kelasnya akan melambaikan tangan kecil mereka ke arah Bibi, setiap dia dijemput oleh kakak saya.
Pelayanannnya tidak berhenti di situ. Dari kicauan seorang guru yang mengajarkan didengar bahwa dia rajin membantu. Membantu yang kadang mengundang tanya. Dia yang sudah menyelesaikan tugasnya dengan kecepatan tinggi mulai bertandang ke bangku temannya. Bosan dengan kecepatan temannya mengerjakan tugas, lantas dia memiih untuk membantu.
"Sini deh, biar adek kerjakan," begitu ucapnya.
"Bibiii, jangan dibantuu. Biar temennya kerja sendiriii," larang gurunya.
"Iya, Buu. Tapi lama kali haaa," oke ini sedikit keterlaluan Bibiiii. Hahhaha. Membantu bukan pada tempatnya.
Itulah yang menjadi alasan dia menjadi idola. Kekaguman malu-malu dari 2 bocah kecil yang mengantarkan kepulangannya di depan kelas. Bibi kecil saya sudah mulai besar dan ternyata mulai menarik perhatian. Miss you soo. Nanti kalau tante pulang, temani tante yaa.. (^-^)
Saya terima kabar baru tentangnya. Dia jadi siswa paling bongsor di kelasnya, baik di antara siswa perempuan maupun siswa laki-laki. Dan dia jadi idola, sudah meng-ganjen saja dia sekarang. Umurnya, terpaut 17 angka dengan saya. Kelakuannya lebih mempesona dari saya dan lebih jago melayani. Jika ke rumahnya, saya merasakan sebuah keramahan yang amat sangat, pelayanan tingkat tinggi, pelayanan yang kadang kala kita sebut Home Sweet Home. Khusus darinya.
Bibi tumbuh menjadi anak yang penuh percaya diri. Well, saya akui itu. Dia pribadi menyenangkan buat saya, hobi menggelendot di tubuh saya jika saya pulang ke rumah. Menduduki peringkat tertinggi dalam bidang intelejensi di kelasnya saat ini. Membuat beberapa pria kecil di kelasnya akan melambaikan tangan kecil mereka ke arah Bibi, setiap dia dijemput oleh kakak saya.
Pelayanannnya tidak berhenti di situ. Dari kicauan seorang guru yang mengajarkan didengar bahwa dia rajin membantu. Membantu yang kadang mengundang tanya. Dia yang sudah menyelesaikan tugasnya dengan kecepatan tinggi mulai bertandang ke bangku temannya. Bosan dengan kecepatan temannya mengerjakan tugas, lantas dia memiih untuk membantu.
"Sini deh, biar adek kerjakan," begitu ucapnya.
"Bibiii, jangan dibantuu. Biar temennya kerja sendiriii," larang gurunya.
"Iya, Buu. Tapi lama kali haaa," oke ini sedikit keterlaluan Bibiiii. Hahhaha. Membantu bukan pada tempatnya.
Itulah yang menjadi alasan dia menjadi idola. Kekaguman malu-malu dari 2 bocah kecil yang mengantarkan kepulangannya di depan kelas. Bibi kecil saya sudah mulai besar dan ternyata mulai menarik perhatian. Miss you soo. Nanti kalau tante pulang, temani tante yaa.. (^-^)
Teruntuk buat Bibi
Bibiii, nanti-nanti kalau sudah besar baca blog tante yaaa
Saturday, 4 Feb 2012, 17:47
Bibiii, nanti-nanti kalau sudah besar baca blog tante yaaa
Saturday, 4 Feb 2012, 17:47
No comments:
Post a Comment