(Source: here)
Senja telah datang menghampiri. Sorak sorai mulai terdengar dari gerbang kampus. Mobilisasi mahasiswa mulai terasa dari segala arah, melepas lelah karena telah berkutat dengan diktat-diktat seharian. Relia hanya menatap jauh dari warung di depan gerbang sambil menyeruput segelas teh hangat. Bola matanya terus bergerak mengikuti hilir mudik mahasiswa yang mulai meninggalkan kampus.
Relia menghela napas panjang. Sudah dua minggu dia tidak mengikuti perkuliahan. Dari tempat ini, setiap hari, dia selalu menanti kedatangan sang sahabat yang telah bersedia menyisakan waktu untuk membantunya. Kira, nama gadis itu. Tidak sengaja Relia mengenalnya ketika baru menginjakkan kakinya di kampus tersebut. Gadis sebaya dengan senyum yang selalu menghiasi bibirnya itu datang menghampiri dirinya ketika terdiam di sudut ruangan. Memberikan beberapa lembar catatan kepadanya dan berlalu begitu saja. Relia menatap tangan gadis yang memberi catatan tersebut, lalu samar tapi pasti dia juga melihat senyuman kecil menghiasi bibir gadis itu ketika meninggalkanya. Sejak hari itu, entah kenapa gadis itu selalu saja memberinya catatan kuliah tanpa sepatah kata dan hanya sebatas senyuman. Tanpa suara pun Relia selalu menerimanya.
”Namaku Relia Elyaka. Aku senang kamu membantuku”. Itu adalah kata pertama yang Relia ucapkan kepadanya. Dengan penuh keberanian tentunya. Gadis itu lalu menyambutnya dengan sebuah senyumannya yang khas. ”Kira Flowerina, tapi panggil aku Kira saja. Senang juga bisa mengenal kamu”.
”Rel, ngapain melamun? Cepetan kita pergi! Ada banyak tugas yang harus kita kerjakan”, suara seseorang menyadarkannya dari lamunan.
”Eh, Kira. Nggak kok”, Relia menyambutnya dengan senyuman.”Aku cuma lagi menikmati teh ini”.
”Ini catatannya. Selama kamu tidak kuliah, suasana jadi sepi. Semoga kamu cepat menyelesaikan semuanya ya!”, Kira memulai percakapan sambil menghamparkan catatannya.
”Ya.. Aku juga udah bosan kok, tapi mau bagaimana lagi?”, ucap Relia sekenanya sambil mengangkat bahu. Tangannya terus menulis apa yang tertera di catatan Kira.
Kira hanya tersenyum menanggapi perkataan Relia. Dia lantas mulai menyeruput teh hangat yang baru saja dipesannya.
***
Tarikan napas panjang menghiasi pagi yang cerah ini. Relia menatap bahagia keluar ruangan. Akhirnya genap sudah tiga minggu dia tidak memasuki dunia perkuliahan. Lalu hari ini adalah hari pertamanya menginjakkan kaki lagi di kampus ini. Dia menatap lagi jadwal yang akan diikutinya hari ini. Microbiology-Termodinamika-Kinematika Katalis. Hari ini sepertinya bakal berat sekaligus menyenangkan. Karena sekarang dia akan mengikuti dunia perkuliahan seperti anak yang lain.
”Eh, Rel? Relia kan?” sebuah tangan menyentuh pundaknyanya. Relia lalu menoleh ke belakang dan mendapatkan senyuman lebar dari seorang laki-laki di sana.
”Hmm”, jawabnya sambil mengangguk.
”Udah lama nggak liat kamu? Kemana aja?” tanya lelaki itu.
Relia terpana sesaat. Tidak menyangka ada yang memperhatikannya, mengingat dia hanya masuk beberapa minggu selama kuliah berlangsung.”Kamu kenal aku?” ucapnya heran.
"Nggak," jawab lelaki itu. "Aku cuma tahu bahwa kamu adalah orang yang namanya tepat berada di atas absenku. Dan nggak pernah muncul kalau dosen mulai mengabsen." ucapnya tersenyum.
No comments:
Post a Comment